Salah satu syarat sahnya sholat adalah suci dari hadas; baik hadas kecil maupun hadas besar. Namun karena manusia adalah tempat salah dan lupa maka terkadang ia lupa mandi besar sehingga ia melakkan sholat dalam keadaan junub. Hal ini melahirkan pertanyaan, bagaimanakah hukum sholatnya?
Itulah yang ditanyakan oleh Mas Bagus, sebagaiberikut:
Assalamu'alaikum. Mau nanya ni tentang mimpi basah,, Bagaimana jika kita tidak sadar kalau kita habis mimpi terus kita melakukan sholat, dan sadarnya habis kita melakukan sholat. Apakah kita harus mengulang sholat atau bagaimana? kalo sudah tidak masuk waktu sholat itu bagaimana? Syukronnn
Jawab:
Wa alaikum salam.
Sholatnya tidak sah sebab suci dari hadats adalah salah satu syarat sah sholat yang tidak diampuni karena lupa. Maka dari itu, kita harus mengulangi sholatnya. Jika ternyata waktu sholat sudah habis, maka kita wajib mengqodhonya.
Dalam Kitab Majmu’ Syarah Muhadzdzab, Juz 3 hlm 143, dikatakan:
فأما الطهارة عن الحدث فهى شرط في صحة الصلاة
Artinya: “Adapun bersesuci dari hadats adalah termasuk syarat sah sholat.”
Ketika menjelaskan masalah ini, Imam Nawawi mengatakan:
ولا تصح صلاة بغير طهور
Artinya: “Sholat tidaklah sah tanpa suci.”
Dalam Kitab Al-Aziz Syarah Al-Wajiz Juz 4 hlm 2, Imam Rofi’I menjelaskan:
فلو لم يكن عند الشروع في الصلاة متطهرا لم تنعقد صلاته بحال سواء كان عامدا أو ساهيا
Artinya: “Seandainya seseorang tidak dalam keadaan suci ketika akan melaksanakan sholat, maka sholatnya tidak sah, baik ia sengaja maupun lupa.”
Dalam kitab Bughyatul Mustarsyidin hlm 103, dijelaskan:
(مسألة : ك) : صلى صلاة وأخلّ ببعض أركانها أو شروطها ثم علم الفساد لزمه قضاؤها مطلقا
Artinya: “Masalah kaf: seseorang sholat dan sebagian rukun atau syarat sholat rusak kemudian ia mengetahui kerusakannya, maka ia wajib mengqodho sholat.”
Dalam kitab Roudhotut Tholibin Juz 1 hlm 399, Imam Nawawi menjelaskan:
فلو لم يكن متطهرا عند إحرامه لم تنعقد صلاته، عامدا كان، أو ساهيا
Artinya: “Seandainya seseorang yang sholat tidak dalam keadaan suci saat takbirotul ihrom maka sholatnya tidak jadi (tidak sah) baik disengaja maupun lupa.”
Demikianlah penjelasan para ulama madzhab Syafi’i terkait Sholat Dalam Keadaan Junub. Semoga jawaban ini bermanfaat di dunia dan akhirat.